Minggu, 28 Mei 2017

Kritik Objektif Novel "Keberangkatan"



KEBERANGKATAN
SINOPSIS
Elisabet Frissart merupakan seorang pramugari keturunan Belanda yang  jatuh cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia. Elisabet lebih memilih bertahan di Indonesia dia merasa bahwa dirinya adalah orang Indonesia sehingga tidak tergoda untuk ikut “berangkat” ke negara Belanda bersama keluarganya ketika terjadi aksi anti Belanda dan anti Barat pada masa Soekarno. Ia melihat keberangkatan keluarganya dan orang-orang  sebangsanya ke negeri Belanda. Selama berada di Indonesia, Elisa tinggal di suatu rumah pondokan bersama Lansih, sahabatnya dan empat pegawai Garuda yang lain.
Seperti gadis-gadis lain, Elisa berangan-angan untuk membina sebuah rumah tangga. Di antara kenalan-kenalan itu Elisa mempunyai pilihan yang beragam, ada Peter, Luis, dan Rudi. Namun hanya Rudi-lah yang paling dekat dengan Elisa tetapi Elisa berhasil menempatkan diri di daerah netral sehigga belum ada hubungan yang khusus antara dirinya dengan Rudi. Hingga suatu ketika ketika Elisa dikenalkan oleh Lansih kepada Sukoharjito, saudara Lansih. Elisabet jatuh cinta kepada Sukoharjito, pemuda asal Solo. Sukoharjito bekerja pada bagian Protokol di istana. Dengan pemuda ini ia benar-benar jatuh cinta dan percaya kepadanya. Suatu hari, Elisa diajak Sukoharjito untuk mengunjungi orang tuanya yang berada di Solo pada saat lebaran. Keluarga Sukoharjito menyambut ramah kehadiran Elisa.
Suatu ketika, Elisa berkenalan dengan Tuan Sayekti,untuk meminta informasi tentang Talib, seseorang yang menurut Elisa adalah ayah kandungnya yang kini tinggal di Surabaya, tempat masa kecil Elisa.  Di sisi lain, Elisa diperkenalkan oleh kawannya dengan seorang wartawan bernama Gail, pertemanan dengan Gail pun cukup menyenangkan bagi Elisa. Hingga suatu ketika akhirnya Elisabet pun harus menerima kenyataan berat bahwa kekasihnya telah mengkhianati dirinya dengan menikahi orang lain dan dari orang lain Elisa mendengar bahwa kekasihnya itu segera kawin dengan kemenakan ajudan presiden yang telah dihamilinya. Elisa sangat terkejut mengetahui hal tersebut.
Semenjak kejadian itu, Elisa menjadi berbeda. Ia lebih sering menyendiri ketimbang bergaul dengan yang lain. Teman-teman Elisa khawatir melihat keadaan Elisa yang seperti ini, tak terkecuali Gail. Gail pun akhirnya berhasil mengubah suasana hati Elisa kembali seperti sedia kala. Suatu hari Elisa mengalami suatu kecelakaan pesawat pada saat jam kerjanya. Kabar ini tersiar sampai ke telinga Gail. Hingga akhirnya Elisa memutuskan mengurus perpindahannya ke negeri Belanda. Keinginan meninggalkan Indonesia yang semula disebabkan oleh Sukoharjito, semakin hari semakin bertambah sebab-sebabnya. Elisa merasa tidak yakin dengan dirinya yang sekarang. Elisa memberitahukan kepindahannya ini kepada Gail. Elisa menjelaskan semua yang dirasanya kepada Gail. Hingga akhirnya Elisa dan Gail pun menyadari ada rasa diantara keduanya. Rasa yang membawa Elisa berangkat ke Belanda dengan hati rawan tetapi tenang.

Kritik Objektif pada Novel “Keberangkatan” Karya N.H. Dini
Berdasarkan sinopsis diatas, dapat simpulkan bahwa tema dari novel “Keberangkatan” karya N.H.Dini ini bertemakan Pencaharian Jati Diri . Sedangkan tokoh-tokoh dalam novel ini adalah Elisa, Lansi, Ibu, Wati, Ayah Elisa, Suku Harjito, Rama beick, Tuan Sayekti, Talib, dan Silvi.
Dalam novel ini, Elisa mempunyai sifat pengiba, pendiam, sabar. Terlihat dari kutipan berikut: Karakter pengiba, kutipannya “ sekali lagi hati ku di limpahi perasaan iba yang tidak, dapat ku tafsirkan."(halaman 14). Karakter pendiam, kutipannya “ aku menjadi pendiam dan dingin karena tidak banyak diberi kesempatan buat mengataka isi hati.“(halaman 95) dan Karakter sabar yang dimiliki Elisa terdapat pada kutipan“Aku harus bersabar lagi untuk menerima datangnya pinangan.” (halaman 104). Selanjutnya penokohan dari Lansi. Lansi memiliki sifat sabar dan teliti. Terlihat dari kutipan berikut.“Dengan teliti dan sabar, setiap kali ada sesuatu yang harus diterangkannya tanpa keangkuhan dia memberitahuku.” berpengaulan luasl, kutipannya “ Aku lebih mengenal temanku Lansih. Kukagumi pergaulannya yang luas, kenalan dan kawan – kawannya “(halaman 46) dan karakter sabar dan teliti serta tidak angkuh, kutipannya “dengan teliti dan sabar, setiap kali ada sesuatu yang harus diterangkannya, tanpa keangkuhan dia memberitahuku.”(halaman 46 – 47). Selanjutnya Ibu yang memiliki sifat antagonis, ringan tangan dan matrealistis yang terdapat kutipan ringan tangan, kutipannya “Sikapku terhadap ibuku disebabkan karena perlakuannya yang keras dan kuanggap keterlaluan. Tangannya ringan, sering jatuh menampar muka“ (halaman 20 – 21) dan karakter pemarah, kutipannya “Tindakan yang terdorong kemarahan itu, tidaka ada gunanya, malahan menyebabkan buah bibir yang memalukan.“(halaman 39). Penokohan yang ke empat adalah Wati yang memiliki sifat lemah lembut dan keibuan, kutipannya “namanya Wati, sifatnya lemah lembut dan keibuan.”(halaman 46). Ayah Elisa memiliki sifat penyayang dan baik hati Karakter penyayang, kutipannya “ Ada kalanya perhatian Ayah nampak penuh kesayangan kepadaku.“ (halaman 21) dan karakter baik hati, kutipannya “namun Ayahku yang baik tidak tega meninggalkan aku seorang diri di negeri ini“ (halaman 28).
Penohan yang keenam adalah Suku Harjito, yang memiliki sifat pengecut, kutipannya “melihat sikapnya yang demikian, bagiku dia pengecut. Tidak berani berterus terang kepadamu.“ (halaman 146). Penokohan yang Rama Beick memiliki sifat ramah dan tidak sombong, kutipannya “Dalam suara yang mengelegar tetapi ramah dan tanpa kesombongan.“ (halaman 80). Selanjutnya penokohan Tuan Sayekti yang memiliki sifat baik, pekerja keras dan gigih, kutipannya “ bagaimana tuan Sayekti memperoleh hartanya dengan jalan kerja keras dan kegigihan yang jarang terdapat pada suku bangsa Jawa.”(halaman 160). Talih memiliki sifat pemarah, kutipannya “ tapi Talib menjadi pasif. Seperti tidak ada kemauan lagi buat hidup. Kemudian menjadi pemarah”(halaman 106) dan sifat  pendiam, terdapat kutipannya “ sifatnya pendiam” (halaman 127). Penokohan terakhir adalah Silvi, ia memiliki sifat baik dan pengertian, kutipannya ‘’Silvi adalah satu-satunya anggota keluarga dan kerabat yang memanggil Elisa tanpa akhiran ye di belakang namanya. Silvi mengetahui bahwa Elisa lebih suka panggilan nama biasa, seperti orang-orang Indonesia tulen. Hanya Silvi yang mengindahkan kemauan Elisa”(Halaman 11).
Setelah membahas mengenai tokoh dan penokohan yang terdapat pada novel “Keberangkatan” karya N.H. Dini, selanjutnya membahas latar yang terdapat pada novel. Yang pertama mengenai latar tempat, latar tempat dalam sinopsis di atas adalah bandara dan terdapat kutipan “Dari tempatku, aku mengawasi majunya iringan penumpang, masuk ke bagian Pabean, terus ke Imigrasi. Mereka berdesakan seperti takut ketinggalan pesawat..”(halaman 13). Latar tempat yang lain adalah Pesawat, terdapat kutipan “Sewaktu naik ke udara, di tempat dudukku, kurasakan kami seperti maju melawan tumpahan air dari angkasa.”(halaman 172). Selanjutnya latar waktu yang terdiri dari waktu pagi hingga petang, yang terdapat bebarapa kutipan seperti Pagi, kutipannya“Pagi-pagi buta kami memeriksa tanggung jawab masing-masing. Isi  kabin lengkap dengan bantal, selimut dan perlengkapan keselamatan..”(halaman 114). Siang, kutipannya“Siang itu aku dinas cadangan. Duduk di restoran lapangan terbang, diajak minum oleh seorang kenalan yang kebetulan mengantar penumpang berangkat ke negeri Belanda..”(halaman 104). Sore, kutipannya“Sore itu Anna berangkat ke Surabaya. Sekali itu ia tidak berhasil menukar waktu dinasnya dengan pramugari lain. Tetapi Anna sudah menguasai pelajarannya, dan akan ujian pekan berikutnya..”(halaman56). Waktu yang terakhir adalah Petang, kutipannya “Petang hari, kami tiba di Mangkubumen Kulon. Jalan yang menuju ke rumah orang tua kekasihku tidak beraspal. Di kanan kiri dijajari pohon-pohon cemara, rapi dan sejuk..”(halaman 98).
Selanjutnya mengenai latar suasana, suasana yang terdapat pada novel ini berupa suasana yang menyenangkan, menyedihkan, dan mengecewakan. Sudung pandang yang terdapat pada novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama, yang terdapat kutipan “Aku telah siap. Sebentar-sebentar berdiri berjalan dari depan ke belakang untuk menenangkan urat sarap. Kadang-kadang Wati memandangiku, tetapi tak berkata sesuatu pun. Kupikir, dia tidak pernah mengalami kegelisahan yang kusandang waktu itu.”(halaman 56).
Mengenai alur yang terdapat pada novel “Keberangkatan”, terdapat alur maju dan mundur. Alur majunya terdapat kutipan “Dalam pencaharian tentang asal-usulku yang sebenarnya, aku menemukan mata rantai yang pertama. Aku bertemu dengan seorang pastur berkulit putih yang bernama Rama Beick. Dia adalah salah satu tetanggaku sewaktu aku kecil, ketika masih tinggal di rumah kami di Surabaya.” Dan juga kutipan “sebulan kemudian, aku bertemu dengan kakak perempuanku yang juga kabur dari rumah karena tidak tahan lagi dengan perlakuan ibuku yang terlalu arogan. Aku menemukan kakakku berkat bantuan Rudi.” Sedangkan  Alur mundurnya terdapat “Dari masa kecilku, aku selalu bersama pembantu. Dapat dikatakan pembantulah yang membesarkan aku, waktu itu aku belum menyadari, tetapi kata orang, serasa mudahnya ibu menjadi intaian banyak laki-laki. Dan Talib, sejak aku lahir hampir dia yang menjadi pengasuhku. Aku dibawa kemana-mana, aku selalu bersamanya. Bila malam-malam saat aku sakit, bukan ibu yang menamaniku. Ibu entah dimana, tidur dikamar sendirian atau bersama laki-laki, atau bahkan berdansa digedung pertemuan kota. Itulah gambaran masa kecilku yang suram, yang tak pernah merasakan perawatan dari ibu kandungku sendiri.”
Amanat yang disampaikan oleh pengarang terhadap novel ini  adalah apapun asal usul kita, meskipun pahit dan menyedihkan kita harus tetap menerimanya. Meskipun kita memiliki ibu yang kurang memperhatikan kita, kita juga harus menerima keadaan tersebut. Dengan berpikir positif dan menyadari siapapun dia, bagaimanapun sifat dan tabiatnya, dia tetap ibu kita yang tentunya adalah orang yang melahirkan kita. Dan kita sebagai seorang anak tentunya tak bisa mengingkari semua itu, kita dituntut untuk selalu berbakti.


*Tugas Kuliah Menulis Kritik & Essai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas UAS Menulis Kritik (Menggunakan Kritik Objektif)

S urat Kecil Untuk Tuhan SINOPSIS Novel Surat Kecil Untuk Tuhan ini   menceritakan gadis yang bernama Keke yang terkena penyak...